Lontong Balap, Khas Surabaya

Ada satu kuliner yang dirindukan musisi Ahmad Dhani selama di Jakarta. Setiap pulang kampung, pria asal Surabaya, Jawa Timur itu pasti langsung mencarinya. Apa lagi jika bukan lontong balap, sajian tradisional khas Surabaya yang terkenal seantero Nusantara.

Pernah suatu ketika, dalam program acara televisi Dhani mengunjungi lontong balap langganannya di siang bolong. Setelah memesan dengan akrab, layaknya pelanggan yang sudah biasa berkunjung ke sana, Dhani menikmati sepiring lontong balapnya dengan lahap.
foto doc. cnnindonesia

Nafsu makan Dhani membuat penonton ikut ngiler. Bukan cuma Dhani, tapi semua orang yang pernah menjajalnya pasti akan ketagihan. Lontong balap memang wajar membuat semua orang ingin ikut menyantapnya. Kuah beningnya yang menjadi kecokelatan setelah dicampur kecap manis segar dinikmati saat siang maupun malam. Belum lagi isian di dalamnya.

Ada campuran tahu, lontong, dan setumpuk taoge dalam seporsi lontong balap. Satu unsur yang paling unik adalah lentho goreng. Lentho merupakan semacam tempe keras yang dibuat dari kacang tolo yang direbus dan dihaluskan.

Adonan itu kemudian diberi singkong parut, kecap, dan putih telur, lalu digoreng sampai kering. Lentho merupakan salah satu pencuri rasa di lontong balap. Uniknya, lentho tidak menjadi lembek meski telah bercampur dengan kuah.

Kuah lontong balap sendiri merupakan campuran air kaldu, bumbu, dan bawang goreng. Penyajian lontong balap biasanya dimulai dengan menata lontong, tahu, lentho, serta tumpukan tauge. Semua diguyur dengan kuah, ditambah kecap manis. Terakhir, bubuhkan bawang goreng.

Selain menyegarkan, lontong balap juga merupakan paduan rasa manis, asin, dan gurih. Aromanya memang tidak terlalu kuat dan menggoda, namun begitu dicicip, segar kuahnya membuat ingin menghabiskan seporsi sampai licin tandas. Taugenya juga masih segar.

Sebagai tambahan, lontong balap juga biasa disantap ditemani beberapa tusuk satai kerang.

Lontong balap bisa ditemui di banyak tempat di Surabaya. Yang legendaris ada di Kranggan dan sentra PKL depan SMP 2. Jika mencari lontong balap favorit Dhani, silakan datang ke Lontong Balap Garuda Pak Gendut. Lokasinya pindah dari Kranggan ke depan kantor PDAM Surabaya.

Kuliner itu memang sudah merambah pusat perbelanjaan. Namun rasanya lebih nikmat menyantap lontong balap yang seporsi sekitar Rp 10 ribu itu di pinggiran jalan. Bagi pencinta pedas, ada sambal petis yang membuat sensasi menyantap lontong balap lebih nikmat.

Seporsi lontong balap dan satai kerang biasanya disandingkan dengan es kelapa muda.

Jika Anda penasaran dengan asal-usul nama lontong balap, ada banyak versi yang bisa menjawabnya. Konon, para penjual lontong balap harus adu cepat untuk sampai ke tempat tujuan dan mendapat pembeli.

Versi lain, dahulu lontong balap tidak dijual dengan gerobak dorong. Penjualnya memakai gentong berukuran besar dan berat untuk menampung kuah dan bahan-bahan lain. Karena gentong itu berat, maka penjualnya harus berjalan cepat seperti orang balapan.

Bukan hanya itu, ada versi sejarah lontong balap yang tak kalah lucu. Menurut beberapa orang, dahulu penjualan lontong balap terpusat di satu tempat. Hanya saja, para penjual itu menggunakan alat makan secara bersamaan. Karena itu, pemakaiannya harus beradu cepat.

Lontong balap sudah ada di Surabaya sejak lama. Kesukaan Dhani, Lontong Balap Pak Gendut, bahkan sudah berjualan sejak 1956. ARTIKEL MENARIK
Ada satu kuliner yang dirindukan musisi Ahmad Dhani selama di Jakarta. Setiap pulang kampung, pria asal Surabaya, Jawa Timur itu pasti langs... Lontong Balap, Khas Surabaya Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Gita